Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Membuat Foto yang Tajam dan Indah

Membuat foto yang tajam, jernih, dan indah merupakan harapan semua fotografer baik pemula, hobbies, maupun professional. Hanya saja, foto yang sempurna atau mendekati sempurna akan sangat-sangat sulit dihasilkan. Sebelum kita masuk ke tips menghasilkan foto yang tajam, ada baiknya kita mengetahui beberapa hal yang sering terjadi yang membuat hasil foto kita menjadi tidak sempurna, atau boleh kita katakan kurang bagus.


Tips Membuat Foto yang Tajam dan Indah


Fokus yang tidak tepat.

Hal yang paling sering terjadi adalah foto yang tidak tajam. Hal tersebut bisa disebabkan karena titik fokus yang tidak tepat sasaran, DOF yang terlalu sempit sehingga tidak bisa mencakup semua subyek foto, subyek yang terlalu dekat, maupun karena tergesa-gesa menekan tombol shutter padahal fokus belum maksimal.


Subyek foto yang bergerak.

Penyebab selanjutnya adalah subyek foto yang bergerak. Hal ini terkait dengan shutter speed. Jika setting shutter speed terlalu rendah, hasil foto akan kabur/tidak tajam.


Gerakan atau getaran kamera.

Hal ini biasanya disebabkan karena pada saat menekan tombol shutter kamera tidak pada posisi diam. Baik disebabkan karena tangan kita yang tidak kokoh maupun tempat atau posisi berpijak yang labil.


Foto yang berbintik (noisy/grainy).

Foto berbintik ini karena efek penggunaan nilai ISO yang terlalu tinggi. Hal ini memang murni efek dari bawaan kamera.


Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut diatas, ada beberapa tips yang bisa kita gunakan supaya kita bisa menghasilkan foto-foto yang tajam, indah, dan baik.


Memegang kamera dengan benar dan kokoh.

Banyak foto yang buram disebabkan karena gerakan tangan yang terjadi selama proses pembukaan rana (aperture). Untuk menghindari hal tersebut, solusi yang terbaik adalah menggunakan tripod (akan dijelaskan pada poin selanjutnya). Namun, kita juga bisa mengantisipasinya dengan mengikuti panduan cara memegang kamera yang benar, atau bersandar ke sesuatu yang kokoh, misalnya dinding, pohon, atau pagar. Bisa juga hanya sebatas tangan yang memegang kamera saja yang disandarkan.


Gunakan tripod.

Tripod sangat berguna dalam menguraki gerakan kamera, bahkan bisa dikatakan menghilangkannya. Selalu gunakan tripod jika memang itu memungkinkan. Hasil foto akan sangat berbeda.


Pilih angka shutter speed yang optimal.

Semakin cepat shutter speed yang digunakan, akan semakin mengurangi efek gerakan kamera maupun efek subyek bergerak. Hanya saja perlu diperhatikan korelasi dari shutter speed, aperture, dan ISO. Semakin cepat shutter speed, aperture yang digunakan harus semakin besar dan atau ISO yang digunakan juga harus lebih tinggi. Pelajari lebih lanjut dalam exposure triangle / segitiga exposure. Yang harus selalu diperhatikan adalah selalu gunakan angka shutter speed yang lebih besar dari angka focal length yang kita gunakan pada saat memotret :


Jika kita memotret dengan angka focal length 200mm, gunakan shutter speed 1/250

Jika kita memotret dengan angka focal length 100mm, gunakan shutter speed 1/125

Jika kita memotret dengan angka focal length 50mm, gunakan shutter speed 1/60


Pilih angka aperture yang optimal.

Aperture adalah elemen kedua dari segitiga exposure. Aperture menghasilkan efek lebar sempitnya area focus (DOF). Semakin besar aperture, semakin sempit bidang fokusnya, begitu sebaliknya, semakin kecil aperture maka semakin besar bidang fokusnya. Pelajari lebih lanjut dalam artikel pengertian aperture.


Pilih angka ISO yang optimal.

ISO adalah elemen ketiga dari segitiga exposure. Angka ISO yang semakin rendah akan menghasilkan gambar dan warna yang lebih solid, tetapi angka ISO yang semakin besar akan menghasilkan gambar yang semakin berbintik (noisy). Jika memungkinkan hindari penggunaan ISO tinggi. Biasanya dalam setiap model kamera ada informasi rekomendasi mengenai batasan optimal dari ISO tersebut.


Gunakan fitur Image Stabilization.

Sekarang ini, sudah banyak model kamera maupun lensa yang dilengkapi dengan fitur Image Stabilization (IS). Walaupun fitur ini tidak sampai menghilangkan efek getaran, tetapi cukup efektif menguranginya. Rata-rata fitur tersebut mampu mengurangi 2-3 stops.


Pastikan fokus sudah tepat.

Mungkin hal ini yang paling mudah dipahami, tetapi dalam memotret jangan terlalu bergantung pada fitur autofocus. Sebaiknya cek juga dengan mode manual focus, terutama ketika kita memotret dengan aperture yang besar.


Gunakan lensa yang bagus.

Hal ini tentu tergantung pada budget kita masing-masing. Akan tetapi jika memungkinkan, belilah lensa yang bagus di kelasnya. Baik secara fungsi maupun fitur kelengkapannya. Sangat banyak review lensa dan kamera yang bisa kita jadikan petunjuk ketika kita hendak membeli kamera maupun lensa.



Manfaatkan area “sweet spot” dari lensa.

Setiap lensa biasanya mempunyai titik paling fokus yang bisa dihasilkan dari lensa tersebut. Biasanya ada pada posisi bukaan aperture 1-2 dari aperture terbesar. Tidak ada salahnya kita mencoba jika angka aperture tersebut sesuai dengan yang kita inginkan, atau paling tidak jadi acuan.


Selalu bersihkan perlengkapan kamera dan lensa secara rutin.

Hal ini sebaiknya selalu kita lakukan secara rutin. Jamur dan bahkan debu, selain bisa membuat hasil foto yang buram, bisa juga menyebabkan lensa dan kamera cepat rusak.