Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

RABI’AH AL-ADAWIYAH: MAHABBAH ILAHIAH

· Al-Kalabadzi: Taubat, Zuhud, Sabar, Faqr, Tawadhu’, Khauf, Taqwa, Ikhlas, Syukur, Tawakkal, Ridha, Yaqin, Uns Qarb, dan MAHABBAH 

· Al-Qusyairi: Taubat, Mujahadah, Khalwat, Uzlah, Taqwa, Wara’, Zuhud, Khauf, Raja’, Qanaah, Tawakkal, Syukur, Sabar, Mueaqabah, Ridha, Ikhlas, Zikir, Faqir, MAHABBAH dan SYAUQ 

 

MAHABBAH SEBAGAI MAQAM

JENIS MAHABBAH

(ABU NASR AL-SARRAJ) 

• Cinta orang awam: mereka yang selalu mengingat Allah dengan berzikir. Mereka selalu manyebut Asma Allah dan merasa memperoleh kesenangan dan seakan-akan berdialog dengaNya serta selalu memuji Allah.  

• Cinta Muttahaqqiqin (cinta siddiqin): cinta yang dapat menghilangkan tabir antara manusia dengan Tuhan, dengan menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya sendiri, sedang hatinya penuh dengan perasaan cinta kepada Tuhan dan selalu rindu kepadaNya.  

• Cinta bagi mereka yang sudah kenal betul kepada Tuhan (cinta arifin) Cinta kategori ketiga ini merupakan cinta dimana yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi “diri yang dicintai”. Dia merasakan bahwa diri yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai dan menjadi satu. 


TINGKATAN CINTA

1. Al-’Ilaqah (gantungan) 

2. Al-Iradah (keinginan) 

3. Ash-shababah (ketercurahan)

4. Al-Gharam (cinta yang menyala-nyala) 

5. Al-Widad (kelembutan) yaitu kesucian & ketulusan. 

6. Asy-Syaghaf (cinta yang mendalam), sampainya cinta kedalam lubuk hati. 

7. Al-‘Isyq (kerinduan), cinta yang pemiliknya hanya ingat diri yang dicinta. 

8. At-Tayammum, (memperbudak dan merendahkan diri).

9. At-Ta’abbud (penghambaan), yaitu tingkatan diatas At-tayammum. Sebab, seorang hamba tidak lagi mempunyai apa-apa pada dirinya. 

10. Al-Khullah. Cinta yang memenuhi jiwa dan hati orang yang mencintai,sehingga tidak ada lagi tempat dihatinya selain untuk yang dicintainya.  


Rabiah ; apa itu cinta.?

“Sukar menjelaskan apa hakikat cinta itu. Ia hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Hanya orang yang merasakannya dapat mengetahui. Bagaimana mungkin engkau dapat menggambarkan sesuatu yang engkau sendiri bagai telah hilang dari hadapanNya, walaupun wujudnya masih ada. Oleh karena hatimu yang gembira membuat lidahmu bungkam”



HAKEKAT CINTA

“Tak ada jarak antara yang mencintai dan yang dicintai. Cinta adalah pengungkapan dari rasa rindu, penuturan perasaan : barang siapa merasakan ia akan mengenal.

Barang siapa menuturkan, ia sendiri tidak dapat dituturkan. Bagaimana engkau akan menuturkan sesuatu, sedangkan  engkau sendiri lenyap di khadirat-Nya, lebur dengan wujud-Nya, sirna karena menyaksikan-Nya dalam kondisi sehat engkau mabuk dibuat-Nya. Dengan memusatkan perhatian kepa da-Nya engkau menjadi mantap. Dengan bersenang-senang dengan-Nya engkau menjadi sedih. Rasa takut membenteng lisan untuk bicara. Rasa bingung menahan hati untuk mengungkapkan sesuatu. Rasa cemburu mendinding mata untuk melihat. Rasa kebesaran mengikat akal untuk mengaku. Tiada dalam cinta, selain kebesaran yang langgeng, kebingungan yang melekat, hati yang rindu, rahasia yang tertutup, badan yang terasa sakit dan tidak aman, cinta dengan segala keunggulannya telah  menguasai hati”


Menjelang mahabbah :

Taubat dan Ridho kepada Allah SWT

Taubat menurut Rabi’ah; taubat seseorang yang melakukan maksiat adalah berdasarkan kehendak Allah, bukan kehendak manusia itu sendiri. Jika Allah  berkehendak, maka Dia akan membukakan pintu taubat bagi seseorang yang berbuat maksiat. Suatu ketika seseorang bertanya kepada Rabi’ah : “aku ini banyak berbuat maksiat dan dosa;  adakah Allah akan membuka pintu taubat jika aku bertaubat?  

Rabi’ah menjawab, “Tidak, sebaliknya, kalau Allah berkenan membuka pintu taubat untukmu, maka kamu akan bertaubat”.  

Mengenai Ridha, diriwayatkan oleh al-Kalabazi, suatu ketika Sofyan Saury berkata di depan Rabi’ah : “Ya, Tuhanku, ridhailah diriku ini!”, 

maka Rabi’ah berkata : “Tidakkah engkau malu meminta keridhaan dari Tuhan, yang engkau sendiri tidak ridha kepadaNya”.


MENJELANG MAHABBAH:

MENYERAP KEINDAHAN DAN KEAGUNGANNYA

 

Tuhan, semua yang aku dengar di alam raya ini

Ocehan burung, desir dedaunan

Gemercik air di pancuran 

Nyanyian burung bersahutan 

Hembus angin, suara halilintar

Dan suara kilat yang berkejaran 

Kini kusadari sebagai tanda bukti 

Atas keagunganMu 

Dan sebagai saksi abadi 

Atas keesaan-Mu

Juga sebagai kabar bagi manusia 

Bahwa tak satu pun ada 

Yang menandingiMu                             

dan Menyekutui-Mu  


MAHABBAH: DUA DIMENSI CINTA 

Aku mencintai-Mu dengan dua cinta 

cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu

cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu 

cinta karena diri-mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir 

hingga Engkau ku lihat

 

Baik untuk ini maupun untuk itu

pujian bukanlah bagiku 

bagi-mu pujian untuk semua itu


MAHABBAH: LENYAPNYA SEMUA HIJAB 

Allah menutup hati makhlukNya dengan hijab yang halus.  

Para ulama terhalang karena keluasan ilmunya, 

Para zahid terhijab karena amalnya, dan 

Para hukama tak mampu menembus  

karena kehalusan hikmahnya.  

Orang-orang arif tak ada yang menghalanginya  

Hai itu karena mereka menempatkan hati dalam Cahaya Cinta Ilahi.

MAHABBAH: ALLAH SAJA FOKUS HIDUPKU

 

Saudara-saudaraku 

Khalwat merupakan ketenangan dan

kebahagiaanku  

Kekasihku selalu dihadapanku  

Tak mungkin aku mendapat penggantiNya 

CintaNya kepada makhluk cobaan bagiku  

Dialah tujuan hidupku O, hati yang ikhlas 

O, tumpuan harapan 

Berilah jalan untuk meredam keresahan 


O, Tuhan sumber bahagia dan kehidupan 

KepadaMu saja, kuserahkan hidup dan

keinginan 

Kupusatkan seluruh jiwa ragaku 

Demi mencari ridhaMu 


Apakan harapanku akan terwujudkan?  


MAHABBAH: ALLAH SAJA FOKUS HIDUPKU 

Ya Tuhan, lenganku telah patah 

Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala

yang telah menimpaku

Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar

Namun aku masih bertanya-tanya 

Dan mencari-cari jawabannya 

Apakah Engkau ridha akan aku 

Ya, Ya Allah 

O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku

MAHABBAH: ALLAH SAJA YANG KUINGINKAN

• ‘Kujadikan Engkau teman bercakap dalam hatiku. Tubuh kasarku biar bercakap dengan yang duduk; Jisimku biar bercengkerama dengan Taulanku. Isi hatiku, hanya tetap Engkau sendiri

• ‘Buah hatiku, hanyalah Engkau yang kukasihi  Beri ampunlah pembuat dosa yang datang kehadirat-Mu. Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selain dari diri-Mu’.


MAHABBAH: ALLAH SAJA YANG KUINGINKAN 

Ya Allah, apa pun yang akan Engkau 

Karuniakan kepadaku di dunia ini, 

Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu 

Dan apa pun yang akan Engkau

Karuniakan kepadaku di akhirat nanti,

Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu

Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku


MAHABBAH:  

TANPA PAMRIH APAPUN SELAIN ‘DIA’ 

Ya Allah, jika aku menyembah-Mu 

karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya

Dan jika aku menyembah-Mu

karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya

Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, 

Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu 

yang abadi padaku


MAHABBAH:  

TANPA MENGHARAP IMBALAN, HANYA PENERIMAAN 

“Aku ini hanyalah hambaNya, dan apakah hakku untuk 

menginginkan sesuatu? Jika aku menginginkan sesuatu sedang 

Allah tidak menginginkannya, maka kafirlah aku. Engkau harus 

menginginkan segala sesuatu yang diinginkan-Nya, semata agar

engkau menjadi hamba-Nya yang sejati. Namun tidak masalah jika 

memang Dia memberikannya”


Biar waktu yang akan membuktikan bahwa tiap 

langkah yang telah dipijakkan, tiap tetesan keringat 

dan darah yang telah dialirkan, tiap jiwa yang telah 

melayang, akan sampai pada suatu keadaan: 

dimana keadilan adalah nadinya,kesejahteraan

adalah nafasnya, kebijaksanaan adalah sifatnya dan 

Rida Sang Khalik adalah tujuanNya