Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

kajian tentang macam-macam pengalaman keagamaan

kajian tentang macam-macam pengalaman keagamaan

materi kajian rutin hari selasa 

Definisi Agama dalam The varieties of religious experience

“The feelings, acts, and experiences of individual in their solitude, so far as they apprehend themselves to stand in relation to whatever they may consider divine“

“Segala perasaan, tindakan, dan pengalaman individual manusia dalam kesendirian mereka, sepanjang mereka memahami bahwa diri mereka berada dalam hubungan dengan apa pun yang mereka anggap sebagai yang-Ilahi.”



SUDUT PANDANG

1. Agama berdasarkan pengalaman individu

2. Passionate

3. Emotional

4. Energetic

KARAKTER AGAMA

1. Alive

2. Pilihan-pilihan hidup yang harus digeluti

3. Forced 

4. Tidak diabaikan atau dipertanyakan

5. Momentous 

6. Sesuatu yang penting untuk diraih

PENGALAMAN KEAGAMAAN

1. Sangat Beragam, Berbeda antar Budaya

2. Sulit untuk didefinisikan

3. Meningkatkan pengalaman kenyataan dan emosional secara tidak biasa.

4. Pengalaman biasa yang ditafsirkan melalui kerangka agama

MYSTICISM

· Pengalaman ‘kesatuan’

· Ciri:

1. Ineffability (Tidak terjelaskan)

2. Noetic (Membuahkan pemahaman tertentu)

3. Transiency (Sementara)

4. Passivity (Merasa pengalaman tersebut diluar kontrol)


lihat video kajiannya pengalaman keagamaan bagian 1


PARADIGMA KONTROL VS PARADIGMA KEPASRAHAN

PARADIGM OF CONTROL

1. Dapat dijelaskan

2. Mengetahui

3. Tradisi

4. Religiusitas: memahami melalui pikiran

PARADIGM OF SURRENDER

1. Sulit dijelaskan

2. Menjadi

3. Rasa 

4. Spiritualitas: memahami melalui Tindakan

ORIENTASI BERAGAMA: 

HEALTHY-MINDED

1. Dunia ini indah dan anugerah

2. Tidak terlalu membutuhkan analisis-analisis pendalaman, lebih menikmati

3. Optimis dan gembira 

4. Ektrovet dan tidak “baper” 

5. Terbuka dan tidak kaku

6. Menyikapi hidup sebagai cinta/rahmat. 

7. Tidak merekomendasi kehidupan ‘menjauh dari dunia’

8. Berkembang secara gradual.

ORIENTASI BERAGAMA: 

SICK SOULS 

· Latar Belakang: penderitaan (musibah, konflik batin, dll) yang kemudian menyebabkan perubahan sikap yang mendadak terhadap keyakinan agama. Mereka beragama akibat dari suatu penderitaan yang mereka alami sebelumnya, misalnya: Konflik dan keraguan, rasa bersalah, rasa jauh dari tuhan, musibah yang menimpa, kejahatan

▪ Ciri:

1. Pesimis: “tidak ada kebahagiaan di dunia ini”

2. Intovert: “manusia itu jahat”

3. Pasif: “kepatuhan total, tidak luwes”

4. Mengalami proses keagamaan secara non-gradual.


lihat video kajiannya pengalaman keagamaan bagian 2

KONVERSI

Konversi adalah satu bentuk pengalaman keagamaan dimana hidup seseorangmengalami  “dramatic spiritual turn”

Konversi dapat berbentuk: dari tidak beragama menjadi beragama, dari satu agama ke agama yang lain, atau dari tidak serius beragama menjadi sangat serius beragama 

Konversi diyakini merupakan hidayah/intervensi Tuhan yang mengarahkan:

1. Setelah lama hidup dalam kegelisahan/kegalauan berakhir dengan kecerahan dalam agama/spiritualitas

2. Pencapaian setelah pencarian spiritual yang Panjang

3. Pengalaman yang tidak dirasakan sebelumnya

PENGALAMAN KONVERSI

A Loss of Worry TIDAK TAKUT KEHILANGAN APAPUN

Perceiving Truth Not Known Before MERASA TERCERAHKAN MERASA MEMILIKI PENGETAHUAN YANG SBELUMNYA TIDAK TAHU

The World Appears to Go through a Change MERASA MAMPU MELAKUKAN PERUBAHAN DUNIA

Ectassy of Happiness SANGAT GEMBIRA BERSYUKUR SEDALAM DALAMNYA

Saintliness MERSA DIRINYA TERSUCIKAN


PERAN FILSAFAT

· Filsafat berperan memberikan ‘rasionalisasi’ terhadap pengalaman keagamaan

· Begitu seseorang merasakan pengalaman Bersama “higher power”, akal budi akan kesulitan untuk menolak atau menjelaskan

· Lebih jauh William James melihat agama dalam perspektif pragmatism: “konsekuensi/buah dari sesuatu menunjukkan manfaat dan kebenaran dari sesuatu itu.”

AGAMA DALAM PRESPEKTIF PRAGMATISME

1. Agama sebagai pengalaman: 

· kebenarannya itu dapat diverifikasi dengan pengalaman.

2. Agama sebagai hipotesis: 

· Iman kepercayaan seseorang pada kuasa yang lebih tinggi itu dikatakan benar jika tuntutan yang dibuat oleh kuasa yang lebih tinggi tersebut dapat memberikan dampak nyata.

3. Agama sebagai filsafat: 

· kesediaan seseorang untuk berfilsafat itu untuk dapat memberikan kepuasan dan kerinduan serta membawanya pada perasaan yang tenang.

4. Agama sebagai jaminan tujuan masa depan: 

· keyakinan akan Tuhan itu sekaligus juga semakin membesarnya kekuatan moral yang dimilikinya.

TIGA KRITERIA KEBENARAN

1. Ketercerahan seketika : “Yeah, that’s right!” 

2. Kemasukakalan Filosofis: Apakah sesuai dengan Sebagian besar yang sudah kita tahu? 

3. Berguna secara moral : Apakah membuat hidup lebih manusiawi?


lihat video kajiannya pengalaman keagamaan bagian 3


“Kita di dunia ini mungkin seperti anjing dan kucing di perpustakaan, melihat buku-buku dan mendengar percakapan, namun tidak paham sama sekali maknanya.”


“Pandangan kita tentang dunia sejatinya terbentuk oleh keputusan kita tentang apa yang harus kita dengar.”


“Kalau engkau percaya bahwa ‘merasa buruk’ atau ‘merasa kuatir’ saja telah cukup untuk mengubah masa lalu atau masa depan, maka mungkin engkau tinggal di planet lain dengan system realitas yang berbeda.”


“Kalau sekedar 'feeling good’ bisa factor menentukan, mabuk akan menjadi pengalaman manusia yang sangat dibenarkan.”


“Saat ada sesuatu yang baru, orang akan berkata: “itu tidak benar”. Lalu saat kebenarannya terbukti, orang akan berkata; “Itu tidak penting”. Akhirnya, saat nilai pentingnya tidak terbantahkan, mereka  berkata: “Itu bukan hal yang baru.”


“Bertindak bijaksana berarti mampu mengetahui apa yang harus diabaikan.”


“Untuk mengubah kehidupan : mulailah segera, lakukan dengan gembira, dan jangan ada pengecualian-pengecualian.”